Sabtu, 18 Juni 2016

Telaah materi Sejarah Kebudayaan Islam kelas x Madrasah Aliyah semester 1

Nama                    : Ani Lailatul Fauziyah
NIM                       : 131310000893
Kelompok              : 6

BAB 1
Telaah  materi Sejarah Kebudayaan Islam  kelas  x Madrasah Aliyah semester 1
A.     Pendahuluan
         Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah  merupakan salah satu mata pelajaran yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan/ peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam di masa lampau, mulai dari perkembangan masyarakat Islam pada masa Nabi Muhammad SAW  di Mekkah dan di Madinah , Khulafaurrasyidin, Bani ummayah, Abbasiyah, Ayyubiyah sampai perkembangan Islam di Indonesia.
         Secara substansial, mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik.
         Pada pembelajaran Telaah Kurikulum Pendidikan Agama Islam merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Kurikulum sebagai program pendidikan ini berfungsi sebagai pedoman dan alat dalam menyelenggarakan kependidikan dan kegiatan pembelajaran dalam rangka pencapaian tujuan. Kurikulum terdiri dari :
·         Fungsi penyesuaian, fungsi kurikulum harus mampu menata keadaan mayarakat agar dapat dijadikan objek pelajaran para siswa.
·         Fungsi integrasi, kurikulum berfungsi mendidik pribadi-pribadi yang terintegrasi.
·         Fungsi diferensiasi, kurikulum memberikan pelayanan terhadap perbedaan diantara setiap orang dalam masyarakat.
·         Fungsi persiapan, kurikulum tersebut harus mampu mempersiapkan anak didik untuk melanjutkan studi kejenjang yang ebih tinggi.
·         Fungsi pemilihan, memberikan kesempatan bagi seseorang untuk memilih apa yang diinginkan dan menarik minatnya.
·         Fungsi dagnostik, fungsi kurikulum yang pada akhirnya akan mengetahui keberhasilan.

Dari pemaparan fungsi kurikulum di atas, kurikulum Sejarah Kebudayaan Islam merupakan salah satu bagian integral dari Pendidikan Agama Islam. Sehubungan dengan ini, kurikulum Sejarah Kebudayaan Islam memiliki peran yang sangat mendukung dalam pencapaian tujuan dari kurikulum Pendidikan Agama Islam. Oleh karena itu, dalam merencanakan dan menyusun kurikulum, guru diharapkan agar cermat dan teliti. Karena, sebuah kurikulum itu memiliki sejumlah komponen yang saling terkait erat satu sama lain. Dan secara teoritis, penyusunan kurikulum harus berdasarkan asas dan orientasi tertentu.

B. Latar Belakang
            Di dalam UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka salah satu bidang studi yang harus dipelajari oleh peserta didik di Madrasah adalah pendidikan agama Islam, yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
            Sejarah Kebudayaan Islam di MA merupakan salah satu mata pelajaran yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam di masa lampau, mulai dari perkembangan masyarakat Islam pada masa Nabi Muhammad SAW dan Khulafaurrasyidin, Bani ummayah, Abbasiyah, Ayyubiyah sampai perkembangan Islam di Indonesia.  Secara substansial mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati Sejarah Kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan,  membentuk sikap, watak dan kepribadian peserta didik.

C.         TUJUAN
            Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
 1.  Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam  yang telah dibangun oleh Rasulullah saw dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
 2.   Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan  sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan.
 3.   Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar.dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.

4.   Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa lampau.
 5.    Mengembangkan  kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah  dari peristiwa-peristiwa  bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

D.      Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) SKI di MA
Selain  KI-KD, di sini penulis juga akan memaparkan cakupan materi dan alokasi waktu mata pelajaran SKI di Madrasah Aliyah sebagai berikut:

 Nama sekolah         : Madrasah Aliyah
Mata pelajaran         : SKI
Kelas/Semester         : X/1
KOMPETENSI INTI :
KI 1
:
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2
:
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3
:
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
 spesifik sesuai dengan baksat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4
:
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak  terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi
Dasar
Indikator
Materi
Pokok
Kegiatan
Pembelajaran
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
1.1   Meyakini bahwa Nabi Muhammad Saw. adalah utusan Allah Swt.
1.2   Menghayati  nilai-nilai strategi perjuangan Rasulullah Saw. di Mekah

-
-



Observasi
Penilaian Diri
Penilaian Sejawat
Jurnal/Catatan

Observasi
Penilaian Diri
Penilaian Sejawat
Jurnal/Catatan


-
-







3.1        Memahami  peradaban Masyarakat Mekah  sebelum Islam.

4.1     Memaparkan kondisi masayarakat Mekah sebelum Islam

3.1.1    Siswa  dapat menjelaskan keadaan bangsa Arab sebelum kerasulan Muhammad
3.1.2    Siswa     dapat menyebutkan sesembahan Bangsa Arab sebelum Islam
3.1.3    Siswa dapat menjelaskan kelahiran Nabi Muhammad saw
3.1.4    Siswa dapat menguraikan perjalanan hidup Muhammad saw
4.1.1        Siswa dapat menceritkan kondisi Bangsa Arab sebelum Islam



a.     Bangsa Arab Sebelum Kerasulan Muhammad SAW
b.     Agama dan Sesembahan Bangsa Arab
c.     Kelahiran Nabi Muhammad SAW
d.     Masa Asuhan Nabi Muhammad SAW
e.      Perjalanan Hidup Nabi Muhammad Mengharukan dan Menarik untuk di Teladani
Mengamati
·      Mengamati gambar orang yang berhubungan kepercayaan Bangsa Arab sebelum Islam
·      Menyimak penjelasan singkat dari guru tentang kondisi Bangsa Arab sebelum Islam secara umum

Menanya
·         Memberi komentar atau menanya terhadap gambar yang diamati.
·         Guru mempersilahkan siswa lain untuk menanggapai pertanyaan temannya
·         Guru memberi tanggapan atas pertanyaan dan tanggapan dari siswa.

Mengeksplorasi
·       Menentukan sumber informasi berkaitan dengan peradaban Masyarakat Mekah  sebelum Islam.
·       Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber termasuk media cetak dan elektronik tentang peradaban Masyarakat Mekah  sebelum Islam.

Tugas:
·  Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber tentang peradaban Masyarakat Mekah  sebelum Islam..
·  Diskusi kelompok membahas tentang peradaban Masyarakat Mekah  sebelum Islam.
·  Mempresentasikan hasil tentang peradaban Masyarakat Mekah  sebelum Islam.

Observasi
Menilai keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran didalam kelas atau saat mengerjakan tugas.

Portofolio,
Guru menilai hasil pekerjaan individu maupun kelompok tentang pencarian informasi tentang peradaban Masyarakat Mekah  sebelum Islam.

Tes Tulis/Lisan
Guru menilai proses dan hasil belajar secara individu tentang peradaban Masyarakat Mekah  sebelum Islam.
2TM
(4x45)
·  Buku Pedoman Guru Mapel SKI  Keagamaan MA, Kemenag RI, 2014

·  Buku Pegangan Siswa Mapel SKI Kegamaan MA, Kemenag RI, 2014

·  Al-Qur’an dan Terjamahanya

·  Buku penunjang lainnya  yang relevan

·  Media cetak dan elektronik sesuai materi

·  Lingkungan sekitar yang mendukung



·        ANALISIS  PEMBAHASAN
1.    IDENTITAS
 Dalam buku tersebut sudah memunculkan pengertian, tujuan dan manfaat, mengambil ibrah dari misi Nabi Muhammad SAW, serta hal-hal lain yangdapat memberi gambaran kepada siswa tentang pentingnya mempelajari
 1.   Sejarah Kebudayaan Islam.
2.    KI, KD  dan Materi Serta Alokasi Waktu
Kurikulum Nasional menetapkan beberapa standar yang harus dipenuhi oleh semua satuan pendidikan. Standar-standar itu tidak hanya menyangkut Standar Isi yang meliputi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar maupun Standar Kompetensi Lulusan melainkan juga Standar Proses (RPP). Agar peserta didik dapat mencapai KI, KD, maupun SKL mata pelajaran SKI di MA secara optimal,  juga perlu didukung oleh berbagai standar, salah satunya adalah standar proses.
          PP nomor 19 tahun 2005 yang berkaitan dengan standar proses mengisyaratkan bahwa guru diharapkan dapat mengembangkan perencanaan pembelajaran, yang kemudian dipertegas melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
          Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah progam perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kegiatan proses pembelajaran. RPP dikembangkan berdasarkan silabus. Dengan kata lain, RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan telah dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.
           Kompetensi lulusan untuk mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam menekankan pada kemampuan mengambil ibrah terhadap peristiwa penting sejarah kebudayaan Islam mulai perkembangan masyarakat Islam pada masa Nabi Muhammad SAW. Setelah pemakalah melihat dari KI dan KD kemudian diturunkan kepada Silabus, antara KI dan KD serta materi pembelajaran yang disertai dengan ruang lingkup dan tujuan dari Sejarah Kebudayaan Islam tersebut telah sesuai, begitu juga dengan tujuan pembelajaran pendidikan agama islam pada Sejarah Kebudayaan Islam  di MA  dengan melihat dari taraf kemampuan siswanya,  kedalaman dan keluasan materi serta jenjang pembelajarannya sudah  sesuai, serta tidak adanya kecacatan antara program kurikulum. Dan dilihat dari landasannya juga telah sesuai yang mencakup 3 landasan yaitu:
  Filosofis
           Kurikulum pada hakikatnya adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Karena tujuan pendidikan sangat dipengaruhi oleh filsafat atau pandangan hidup suatu bangsa, maka kurikulum yang dikembangkan juga harus mencerminkan falsafah atau pandangan hidup yang dianut oleh bangsa tersebut.
  Sosiologis
 Landasan sosiologis kurikulum adalah asumsi-asumsi yang berasal dari sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum. Mengapa kurikulum harus berlandaskan kepada landasan sosiologis? Anak-anak berasal dari masyarakat, mendapat pendidikan baik informal, formal, maupun nonformal dalam lingkungan masyarakat, dan diarahkan agar mampu terjun dalam kehidupan bermasyarakat. Karena itu kehidupan masyarakat dan budaya dengan segala karakteristiknya harus menjadi landasan dan titik tolak dalam melaksanakan pendidikan. Oleh karena itu tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi, karakteristik kekayaan, dan perkembangan masyarakat tersebut.
 Psikologis
          Kondisi psikologis merupakan “karakteristik psiko-fisik seseorang sebagai individu, yang dinyatakan dalam berbagai bentuk prilaku dalam interaksi dengan lingkungan”. Perilaku-perilakunya merupakan manifestasi dari ciri-ciri kehidupannya, baik yang tampak maupun yang tidak tampak,  yang menyangkut prilaku kognitif, afektif, dan psikomotoriknya.  Dan  pada pelaksanaannya di lapangan jika dianalisis lebih lanjut, Mengenai alokasi waktu pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang cakupan pembelajaran SKI di MA  tersebut cukup luas, dengan waktu  2 X 45menit  sudah memadai atau cukup dengan melihat alokasi waktunya yang sudah disediakan.
          Menurut pemakalah yang menjadi kendala adalah metodenya, kerena metode adalah  hal yang menunjang bagi keberhasilan suatu pembelajaran, maka tugas gurulah yang harus bisa memilih dan memilah strategi apa yang cocok untuk digunakan dan pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam  tersebut,  kerena pembelajaran SKI merupakan mata pelajaran yang sering dianggap membosankan bagi sebagian besar siswa, maka perlu diadakan inovasi dan variasi  dalam proses  penyampaian pembelajaran, misalnya dengan beralih ke metode pembelajaran yang lain, selain metode ceramah yang dianggap monoton, meski terkadang metode ceramah bisa menjadi senjata yang ampuh dalam menyampaikan materi kepada siswa.
 3.    KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

           Proses yang ditunjukkan dalam silabus sudah baik yaitu menjadikan peserta didik aktif dalam KBM, tinggal bagaimana guru mengolah dan menjadikan menarik dalam setiap kegiatan belajar mengajar.
 4.    INDIKATOR
 Indikator pencapaian yang ingin dicapai sudah legkap dan menyeluruh sebagai acuan setelah proses pembelajaran.
 5.    SUMBER BELAJAR
 Selain dari buku siswa yang ada, peserta didik juga harus mencari sumber belajar yang lain yang relevan dengan materi yang dipelajari.
 6.    METODE
 Dilihat lebih lanjut menurut analisis simpulan pemakalah pada materi pembelajaran SKI ini  masih ada kekurangannya diantaranya yaitu:
 a. Metode Sejarah Kebudayaan Islam masih menggunakan metode lama seperti ceramah meskipun kadang metode ceramah  bisa menjadi senjata ampuh dalam penyampaian materi.
 b.   Kerena materi pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ini cakupannya cukup luas apalagi pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ini menuntut siswa untuk mengingat tokoh dan tahun di mata pelajaran sejarah kebudayaan islam maka seorang guru harus bisa memilih model metode apa yang cocok digunakan untuk setiap pembelajaran.
 c.    Materi Sejarah Kebudayaan Islam yang diberikan ini masih belum memperhatikan minat dan kebutuhan individu dan sosial.
         Mengenai metode dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ini, banyak faktor yang mempengaruhinya dan patut dipertimbangkan. Misalnya seperti yang dikemukakan oleh Winarno Surakhmad (1979) sebagai berikut:
 1. Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya.
 2.  Anak didik dengan berbagai tingkat kematangannya.
 3.  Situasi dengan berbagai keadaannya.
 4.  Fasilitas dengan berbagai kualitas dan kuantitasnya.
 5.  Pribadi guru serta kemampuan profesinya yang berbeda-beda.

          Karakteristik setiap mata pelajaran berbeda-beda, khususnya materi SKI yang berisikan informasi berupa data-data dan fakta sejarah, maka pemilihan metode yang tepat akan memudahkan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pemilihan metode yang salah akan menghambat pencapaian tujuan pembelajaran.
           Banyak metode pembelajaran yang biasa digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran khususnya untuk pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ini, diantaranya: ceramah, diskusi, pengalaman lapangan, debat, demonstrasi, simposium, brainstorming, dan sebagainya. Dari sekian banyak metode yang biasa dilakukan di ruang belajar adalah metode ceramah (lecturing). Metode ini sangat dominan dalam paradigma belajar Teacher-centered, (pembelajaran berpusat pada guru). Dan pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ini bisa menggunakan Alat  bantu dengar  ( Audio-Visual) serta gambar gambar tentang sejarah kebudayaan islam. Selain itu, bisa ditambah dengan beralih ke metode pembelajaran yang lain, selain metode ceramah, bisa juga menggunakan metode:
 a)      Metode pemberian tugas
 b)      Metode diskusi
 c)      Metode tanya jawab
 d)     Metode karyawisata
          Pada dasarnya Tidak ada metode pembelajaran yang terbaik untuk satu mata pelajaran tertentu. Metode yang baik ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya adalah kesesuaian metode itu dengan karakteristik siswa dan struktur serta jenis materinya. Ukuran baik tidaknya metode adalah terletak pada seberapa efektif metode itu dipakai untuk menghantarkan siswa menguasai kompetensi yang ditentukan.

7.    EVALUASI
           Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Dari evaluasi kemudian akan tersedia informasi mengenai sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai sehingga bisa diketahui bila terdapat selisih antara standar yang telah ditetapkan dengan hasil yang bisa dicapai.
          Menurut Wand and Brown Evaluasi yaitu Suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu, sesuai dengan pendapat tersebut maka evaluasi hasil belajar dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari keberhasilan belajar seseorang setelah ia mengalami proses belajar selama satu priode tertentu.
          Dari analisis pemakalah dalam penilaian pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ini mencakup tiga aspek yang menjadi sasaran penilaian yaitu aspek kognitif (Pengetahuan), Afektif (sikap) dan Psikomotor (Keterampilan). Penilaian dilakukan secara menyeluruh pada semua aspek baik kognitif, afektif dan psikomotor, yang dilakukan dengan kemampuan siswa pada tiap- tiap aspek tersebut.
 1.    Aspek Kognitif
 Yaitu ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Jadi kemampuan siswa yang berkaitan dengan kemampuan berpikir yang mencakup kemampuan intelektual mulai dari kemampuan mengingat sampai dengan kemampuan memecahkkan suatu masalah. Pada tiap-tiap tingkatan aspek kognitif ini pennilaian dapat dilakukan dengan jenis penilaian yang berbentuk tes diantaranya:
 a. Pertanyaan lisan dikelas; materi yang ditanyakan berupa pemahaman konsep, prinsip, dan teorima. Dengan ini diharapkan siswa mempunyai bangunan keilmuan dan landasan yang kokoh untuk mempelajari materi berikutnya.
 b. Ulangan harian; dapat dilakukan secara periodic, misalnya setiap satu atau dua materi pokok yang selesai diajarkan, guru dapat membuat soal dalam bentuk obyektif dan non obyektif, tingkat berpikir yang terlibat mencakup pemahaman, aplikasi, dan analisis.
 c. Tugas kelompok, bentuk soal yang digunakan adalah uraian dengan tingkat berpikir yang tinggi yaitu aplikasi sampai evaluasi. Para siswa dianjurkan mencari data lapangan atau pengamatan terhadap suatu fenomena, atau membuat suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan berkelompok.
 d.   Tugas individu; dapat diberikan tiap minggu dengan bentuk tugas/ uraian obyektif atau non obyektif. Tingkat berpikir yang terlibat mulai dari aplikasi, analisis, sampai sintesis dan evaluasi.
 e.    Ulangan semester; ujian dilakukan pada akhir semester dengan bentuk soal ujian pilihan ganda atau uraian, campuran pilihan ganda dan uraian, tingkat berpikir mulai dari pemahaman dan evaluasi.
 2.    Aspek afektif
          Kemampuan afektif berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai dan sikap hati yang menunjukkkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Jadi sikap atau tingkah laku yang dilakukan oleh siswa selama berlangsungnya proses belajar- mengajar, baik sikap terhadapp mata pelajaran, maupun sikap yang berhubungan dengan nilai nilai yang tertanam dalam materi, untuk mengukur hasil belajar yang berupa sikap paling tepat dipakai pada skala sikap. Skala sikap yaitu sejenis angket tertutup dimana pertanyaan/ pernyataan mengandung sifat sifat  dari nilai nilai yang menjadi tujuan pengajaran.
 3.    Aspek psikomotor
          Ranah psikomor berhubungan erat dengan kerja otot sehingga menyebabkan geraknya tubuh atau bagian- bagiannya. Ranah ini berkaitan dengan kemampuan bertindak setelah menerima pengalaman belajar tertentu. Menurut Ryan (1980) sebagaimana yang dikutip oleh Mimin Haryati (2006), dikatakan bahwa penilaian hasil belajar psikomotorik dapat dilakukan tiga cara yaitu:
 a.    Melalui pengamatan langsung serta penilaian siswa selama proses belajar mengajar (praktek langsung)
 b.    Setelah proses belajar mengajar yaitu dengan cara memberikan tes kepada siswa untuk mengukur pengetahuan, keteramppilan dan sikap.
 c.   Beberapa waktu setelah proses belajar selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.           

PENUTUP
 A. SOLUSI DAN SARAN
 1. Evaluasi Hasil Penilaian Pembelajaran SKI seorang guru SKI harus bisa melakukan evaluasi terhadap tes dan menetapkan standar keberhasilan.
 2. Jika semua siswa telah menguasai suatu kompetensi dasar maka pelajaran dapat dilanjutkan dengan materi berikutnya, dengan catatan guru memberikan perbaikan (Remedial) kepada peserta didik yang belum mencapai ketuntasan dalam menguasai kompetensi dasar.
 3. Guru juga sangat berperan aktif dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, guru juga harus menguasai bahan ajar yang akan disampaikan dan penggunaan metode yang tepat dalam proses pembelajaran.
 4. diharapkan bagi peserta didik dapat mengambil ‘ibrah (pelajaran) dari kegiatan tersebut.
 5. Harapan penulis semoga karya sederhana dan jauh dari sempurna ini dapat bermanfaat bagi pembaca makalah ini, Amin


Posted on by Abd.Rozaq.6.PAI.A.7.TelaahPAI.UNISNU.JEPARA | No comments

0 komentar:

Posting Komentar