MAKALAH
TELAAH AKIDAH AHKLAK
BAB ASMAUL HUSNA
Diajukan Sebagai Tugas Individu Mata Kuliah
Telaah Materi PAI II
Dosen Pengampu : Drs. Abd. Rozaq Asowi
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLOTUL ULAMA
TAHUN 2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan belajar Aqidah Akhlak terhadap perilaku siswa adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan dan diterapkan kepada siswa, agar siswa tersebut tidak terpengaruh oleh dunia bebas dan pergaulan bebas. Dengan demikian manfaat belajar pedidikan aqidah akhlak sangatlah penting dan sangat diperlukan untuk membimbing dan membina siswa agar memahami dan mengetahui manfaat belajar aqidah akhlak.
Manfaat belajar pendidikan aqidah akhlak di madrasah merupakan bagian tersendiri dari pendidikan. Agama merupakan factor yang menentukan prilaku/watak dan kepribadian siswa sehingga siswa dapat memotifasi untuk mempraktekkan nilai-nilai keyakinan keagamaan (aqidah) dan akhlakul karimah (akhlak) dalam kehidupan sehari-hari, agar anak mempunyai perilaku dengan baik. Anak didik diharapkan dapat memperhatikan manfaat pendidikan pelajaran aqidah akhlak sebagai control dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, dalam makalah ini penulis berusaha menela’ah materi Akidah Akhlak dari segi penjelasannya apakah sudah sesuai atau belum untuk diajarkan di madrasah aliyah.
B. Substansi
1. Judul
Judul buku yang kami telaah adalah “Menjaga Akidah dan Akhlak” yang disusun oleh Roli Abdul Rahman dan M. Khamzah. Diterbitkan oleh PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo.
Terdiri dari dua buku yaitu untuk kelas X berisi 129 halaman terbit tahun 2007, untuk kelas X berisi 132 halaman terbit tahun 2008.
Menurut kami pemakalah, judul buku tersebut sudah sesuai dengan program untuk dijadikan sebuah judul buku pada tingkat Madrasah Aliyah, dimana judul tersebut mempunyai maksud agar siswa Madrasah Aliyah bisa menerapkan pada kehidupan sehari-hari yaitu menjaga Akidah dan Akhlaknya.
2. Latar Belakang Telaah
Seiring perkembangan zaman, banyak kebutuhan yang semakin dibutuhkan oleh manusia, termasuk kebutuhan dalam bidang pendidikan. Dalam bidang pendidikan banyak hal yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik, baik dari segi sarana prasarana maupun materi yang diajarkan. Untuk mendapatkan materi yang sesuai dengan kebutuhan siswa, maka diperlukan buku ajar yang relevan untuk menunjang proses belajar mengajar. Sebuah buku ajar yang baik adalah sebuah buku yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan siswa. Untuk itu, di sini kami menelaah sebuah buku ajar materi Akidah Akhlak tingkat Madrasah Aliyah, agar dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan buku ajar tersebut, sehingga nantinya didapati sebuah buku ajar yang mudah dipahami oleh peserta didik.
3. Fokus Telaah
Telaah yang kami lakukan ini memfokuskan pada penjelasan yang ada pada materi Akidah Akhlak Madrasah Aliyah.
BAB II
PEMBAHASAN
Materi Akidah Akhlak Kelas X Semester 2
BAB X : ASMAUL HUSNA
1) Pengertian Asmaul Husna
Secara bahasa asmaul husna diartikan sebagai nama-nama Allah yang agung, karena yang menetapkan asmaul husna ini adalah Allah, maka barang siapa yang memahami dan meneladani akan mendapatkan manfaat yang besar di dunia dan akhirat
2) Menguraikan Sepuluh Asmaul Husna
a) Al-Muqsit (Allah Yang Maha Mengadili)
b) Al-Waris (Allah yang Maha Mewarisi)
c) An-Nafi’ (Allah Yang Maha Pemberi Manfaat)
d) Al-Basit (Allah Yang Maha Melapangkan Rezeki)
e) Al-Hafiz (Allah Yang Maha Menjaga)
f) Al-Waliyy (Allah Yang Maha Melindungi)
g) Al-Wadud (Allah Yanh Maha Pengasih)
h) Ar-Rafi’ (Allah Yang Maha Meninggikan)
i) Al-M’uizz (Allah Yang Maha Memuliakan)
j) Al-‘Afuww (Allah Yang Maha Pemaaf)
3) Bukti Kebenaran dalam Sepuluh Asmaul Husna
a) Al-Muqsit (Maha Mengadili)
Pengadilan Allah berlaku dalam kehidupan di dunia melalui hukum-hukum alam yang ditetapkan dan berlaku untuk semua mahluk-Nya. Pengadilan yang besar dan agung akan terjadi setelah kiamat. Pada saat itu, manusia akan dibangkitkan dari alam kubur untuk menjalani proses pengadilan guna menentukan kehidupan di alam abadi ke surga atau ke neraka. Semua mahluk akan benar-benar merasakan dan menerima keputusan dan keadilan Allah.
b) Al-Waris (Pemilik Yang Sejati)
Kalau sekiranya hamba mengetahui bahwa semua yang hamba miliki sejatinya milik Allah, maka barang tentu ia tidak kikir atau bakhil karena sesungguhnya orang-orang yang pelit dan para penimbun harta itu mencelakakn diri mereka sendiri. Allah tidak membutuhkan mereka, tetapi merekalah yang butuh Allah.
c) An-Nafi’ (Dzat Yang Paling Berkuasa)
Allah merupakan dzat yang paling berkuasa untuk memberikan manfaat kepada seluruh mahluk-Nya sebagai bukti kekuasaan Allah terhadap mahluk-Nya. Karena manusia sebgaai mahluk yang memiliki kesadaran akan keberadaan Allah, maka manusia harus menunjukkan sikap positif terhadap semua manfaat yang diberikan Allah kepadanya dengan bersyukur dan taat terhadap ketentuan-Nya. Agar tidak melahirkan sikap kufur dan zalim.
d) Al-Basit (Maha Melapangkan)
Maha melapangkan merupakan sifat Allah yang mencabut roh manusia pada saat kematian dan menempatka roh dalam tubuh manusia pada awal kehidupan. Hal-hal yang diberikan Allah kepada mahluk-Nya merupakan nilai yang tak terbatas. Dengan kebaikan dan kebijaksanaan-Nya, Allah melipatgandakan atau melimpahkan sarana nafkah kepada siap yang di kehendaki-Nya, begitu juga sebaliknya. Jika Allah menyempitkan maka tiada satupun mahluk yang bisa menghalanginya.
e) Al-Hafiz
Tak satu partilkel atom pun terlepas dari pengawasan dan pemeliharaan-Nya atas apa yang mereka lakukan, buruk atau baik. Dia juga menjaga langit dan bumi dengan segala kekuasaan-Nya.
f) Al-Waliyy ( Yang Maha Melindungi)
Orang yang beriman akan senantiasa mendapat perlindungan dari Allah. Perlindungan Allah sangat diperlukan oleh semua mahluk. Segala bentuk perlindungan Allah pada mahluk-Nya akan dapat menjamin kelancaran dan kesuksesan mahluk dalam menjalani kehidupan dan menyelamatkan mahluk dari segala cobaan, musibah ataupun azab.
Sedangkan orang yang akan dijauhkan dari perlindungan Allah dan tidak akan dapat merasakan kebahagiaan yang hakiki, bahkan nanti diakhirat akan menerima akibat drai kekafirannya berupa azab neraka.
g) Al-Wadud ( Yang Maha Mengasihi)
Allah mengasihi hamba-Nya yang shaleh dengan memberikan nikmat yang tampak maupun tidak. Allah memuliakan keturunan Adam daripada mahluk lainnya. Mereka diberi hati, pendengaran maupun penglihatan dan dengan menurunkan Rasul untuk membimbing manusia kearah jalan yang lurus. Allah menurunkan rasul dan kitabnya agar manusia dapat mengenal-Nya dan itulah yang lebih disukai-Nya.
h) Ar-Rafi’ ( Dzat Yang Maha Tinggi)
Allah sebagai dzat yang maha tinggi, tidak ada satupun mahluk yang mampu menandingi ketinggian-Nya. Dan allah akan meninggikan derajat bagi mereka yang beriman kepada Allah SWT dan bagi mereka yang senantiasa mendekatkan diri atau tawaduk kepada-Nya. Sebaliknya, dia akan merendahkan orang-orang yang kafir dan ingkar kepada-Nya, dan yang senantiasa mengingkari atas nikmat yang diberikan-Nya.
i) Al-Mu’iz
Allah memuliakan orang-orang yang jiwanya tenang sehingga mereka mengetahui keindahan kehadirat Allah SWT. mereka diberi ketenangan hati sehingga tak lagi memerlukan apa-apa selain Allah.
Dalam kenyataan kehidupan sehari-hari tidak semua orang mendapatkan kemuliaan dari Allah. Ada sebagian manusia yang mendapatkan kehinaan akibat perbuatan yang dilakukan.
j) Al-‘Affuw (maha pemaaf)
Sebenarnya Allah memaafkan karena keterbatasan dan ketidak sempurnaan hamban. Salah satu sifat pemaaf-Nya adalah bahwa Dia menutupi sebagian besar dosa hamba-Nya kelak di akhirat. Dia memperlihatkan pada mereka sejumlah dosa mereka, kemudian memberikan kabar gembira kepada mereka akan pengampunan-Nya, bahkan dia akan menggantikannya dengan kebaikan.
4) Perilaku Orang yang Mengamalkan Sepuluh Asmaul Husna
a) Mengamalkan sifat Al-Muqsit, maka dalam setiap langkah kehidupannya seseorang senantiasa mengingat keadilan Allah.
b) Mengamalkan sifat Al-Waris seseorang selalu mengingat kebesaran Allah.
c) Mengamalkan sifat An-Nafi’ seseorang senantiasa mensyukuri segala nikmat Allah.
d) Mengamalkan sifat Al-Basit seseorang senantiasa mengingat pemberian Allah kepada hambaNya.
e) Mengamalkan sifat Al-Hafiz seseorang senantiasa mengingat pertolongan Allah terhadap hamba-Nya.
f) Mengamalkan sifat Al-Waliyy seseorang senantiasa mengingat kekuasaan Allah terhadap hamba-Nya.
g) Mengamalkan sifat Al-Wadud, seseorang senantiasa mengingat kasih saying Allah terhadap semua mahluk-Nya.
h) Mengamalkan sifat Ar-Rafi’, seseorang seantiasa menghargai usaha atau ikhtiar yang dilakukan setiap manusia.
i) Mengamalkan sifat Al-Mu’izz, seseorang senantiasa mengingat kemuliaan Allah.
j) Mengamalkan sifat Al-‘Afuww, seseorang senantiasa mengingat ampunan Allah terhadap hamba-Nya.
5) Meneladani Sifat Allah dalam Sepuluh Asmaul Husna
a) Al-Muqsit: agar seorang mukmin dapat meneladani sifat Allah yang maha mengadili, maka harus menerapkan prinsip kebenaran dan keadilan dalam seluruh aspek kehidupan.
b) Al-Waris: agar seorang mukmin dpaat meneladani sifat Allah yang maha mewarisi, maka dalam keseluruhan aspek kehidupannya harus menerapkan prinsip regenerasi (pergantian), kaderisasi (penyiapan kader).
c) An-Nafi’: agar seorang mukmin dapat meneladani sifat Allah yang maha pemberi manfaat, maka dalam keseluruhan aspek kehidupannya harus menerapkan prinsip manfaat.
d) Al-Basit: agar seorang mukmin dapat meneladani sifat Allah yang maha melapangkan rizqi , yang artinya memberikan jalan kemudahan bagi setiap orang untuk menyelesaikan urusannya.
e) Al-Hafiz: agar seorang mukmin dapat meneladani sifat Allah yang maha menjaga, artinya selalu menjalankan aktifitas yang memberikan makna terhadap kelangsungan hidup bersama secara berkesinambungan dan sistematis.
f) Al-Waliyy: agar seorang mukmin dapat meneladani sifat Allah yang maha melindungi, artinya melindungi dan mengamankan segala kemungkinan yang mengganggu roda kehidupan.
g) Al-Wadud: agar seorang mukmin dapat meneladani sifat Allah yang maha pengasih , maka dalam keseluruhan aspek kehidupannya harus menerapkan prinsip kasih saying tanpa pilih kasih.
h) Ar-Rafi’: agar seorang mukmin dapat meneladani sifat Allah yang maha meninggikan, artinya perjalanan naik menghadap Allah untuk mendapatkan amanah yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan yang dirahmati dan di ridhoi.
i) Al-Mu’iz: agar seorang mukmin dapat meneladani sifat Allah yang maha memuliakan, artinya bersungguh-sungguh menghiasi diri dengan ahlak karimah untuk mendapatkan keuliaan di sisi Allah.
j) Al-Afuww: agar seorang mukmin dapat meneladani sifat Allah yang maha pemaaf, maka dalam keseluruhan aspek kehidupannya harus menerapkan prinsip ampunan yang akan diberikan kepada org yang menyadari dan meningglakan kesalahan yang telah dilakukan.
6) Hasil Telaah dan Kritik
Secara umum penjelasan pada bab ini sudah cukup baik dan jelas. Namun ada beberapa bagian yang menurut saya terdapat kekurangan antara lain yaitu :
a) Pada bab ini belum dijelaskan tentang manfaat atau hikmah memahami dan meneladani asmaul husna. Padahal dalam penjelasan bab ini disebutkan bahwa “barang siapa yang memahami dan meneladaninya akan mendapatkan manfaat yang besar”.
b) Dalam penyebutan sepuluh asmaul husna hanya ditulis menggunakan bahasa Indonesia tidak disertakan penulisan asmaul husna dengan bahasa arab, jika seperti itu maka siswa kurang mengerti bahkan tidak tahu penulisan asmaul husna dengan bahasa arab yang benar.
c) Pada sub bab menguraikan sepuluh asmaul husna, masing-masing disertai dalil, namun ada dua tempat yang tidak disertai dalil, yaitu pada penjelasanAn-Nafi’ dan Al-‘Afuww.
d) Dari penjelasan diatas sudah cukup jelas , namun guru harus lebih detail lagi dan memberikan contoh dalam sub-sub tertentu .
e) pada penjelasan diatas sudah cukup jelas , dengan ranah kognitif , tetapi perlu menambah ranah afektif dan psikomotorik , agar para siswa lebih faham lagi .
BAB III
PENUTUP
Secara bahasa asmaul husna diartikan sebagai nama-nama Allah yang agung, karena yang menetapkan asmaul husna ini adalah Allah, maka barang siapa yang memahami dan meneladani akan mendapatkan manfaat yang besar di dunia dan akhirat.
Demikianlah makalah telaah akidah Ahklak kelas x semester 2 dengan Bab x Asmaul Husna , makalah yang kami buat jauh dari sempurna , oleh karena itu kritik yang membangun sangat kami butuhkan untuk menyemournakan makalah telaah akidah akhlak ini .
Semoga bermanfaat bagi yang membacanya
0 komentar:
Posting Komentar