Sabtu, 18 Juni 2016

Perkembangan Kebudyaan Islam pada Masa Dinasti Ayyubiyah



Nama : Saidatul Akromah
NIM    : 131310000921
BAB I
PENDAHULUAN


A.     Latar Belakang

               Tarikh merupakan perkembangan  perjalanan hidup manusia muslim dari masa kemasa. Sedangkan sejarah kebudayaan islam merupakan suatu alat untuk mempelajari masa – masa dahulu dalam rangka mengembangkan sistem kehidupan yang dilandasi oleh pendidikan islam di madrasah. Sejarah kebudayaan islam  di MTs merupakan salah satu pelajaran yang mempelajari tentang asal usul, perkembangan, peranan kebudayaan / peradaban islam dan para memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, dan menghayati sejarah. Dan untuk mengambil ibrah dari peristiwa -  peristiwa bersejarah (islam), meneladani tokoh – tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik dan lainnya untuk mengembagkan kebudayaan dan peradaban islam.
            Telaah yang dilakukan untuk mengetahui adakah kelebihandan kekurangan dari buku sejarah kebudayaan islam diingkat MTs ini. Penelaahan akan meliputi standar kompetensi, kompetensi dasar, materi, teknik evaluasi, sumber belajar, metode dan pendekatan yang dilakukan, dan analisis tentang hal – hl yng sudah ada dalam buku tersebut.

          

   

 
B.     Rumusan Masalah

1.      Apa saja standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) materi sejarah kebudayaan     islam ditingkat MTs kelas VIII ?
2.      Apa saja bahan materi pada mata pelajaran sejarah kebudayaan islam ditingkat MTs    kelas VIII?
3.      Bagaimana hasil telaah materi sejarah kebudayaan islam ditingkat  MTs kelas VIII?








BAB II

PEMBAHASAN


A.    Deskriptif Normatif

1.      Identitas

Sejarah Kebudayaan Islam kelas VII MTs
2.      Standar Kompetensi
Memehami perkembangan islam pada masa Dinasti Ayyubiyah
3.      Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan pekembangan kebudayaan islam pada masa Dinasti Ayyubiyah.
Mengambil ibrah dari perkembangan kebudayaan islam pada masa Dinasti Ayyubiyah untuk masa kini dan masa yang akan datang.
4.      Indikator Pencapaian
Mampu menjelaskan kemajuan-kemajuan yang dicapai Daulah Ayyubiyah
Mampu menjelaskan tokoh – tokoh dan usaha – usaha mereka dalam kemajuan peradaban islm saat itu.
Dapat mengambil pelajarab/ibrah dari perkembangan peradaban islam masa Ayyubiyah untuk masa kini dan masa yang akan datang.
5.      Materi
Bab V “Perkembangan Kebudyaan Islam pada Masa Dinasti Ayyubiyah”.
A.    Perkembangan Peradaban/kebudayaan Islam pada Masa Dinasti Ayyubiyah.

1)      Bidang militer.
Dinasti Ayyubiyah berkuasa kurang lebih 75 tahun antara tahun 570 H/1174 M – 645 H/1249 M. Perjalanan Dinasti Ayyubiyah lebih banyak dihbiskan untuk membebaskan wilayah – wilayah islam yang telah dicaplok oleh tentara salib dari barat. Dengan berbagai macam kemenangan yang pernah diraih oleh dinasti ini dalam menahan gempuran tentara – tentara salib, merupakan bukti nyata dari kemajuan militer yng pernah mereka raih. Strategi berperang mereka sangat  baik, demikian juga dengan senjata – senjata yang mereka pergunakan. Disamping itu, mereka memiliki semangat membara dan rela mati unyuk perjuangan membela agama.
Perang salib telah membawa kerugian besar, baik dipihak kaum muslimin juga dipihak kaum salib sendiri. Akan tetapi, walaupun kaum salib akhirnya menelan kekalahan dalam perang tersebut,kerugian yang dialami kaum muslimin jauh lebih besar. Hal ini disebabkan karena perang salib  terjadi diwilayah – wilayah islam. Banyak isatana, masjid – masjid , kota – kota, sekolah – sekolah dan tempat – tempat yang memiliki nilai peradaban tinggi menjadi hancur. Sebaliknya, walaupun tentara salib kalah, sebenarnya mereka mendapat hikmah yang tinggi. Karena dengan perang yang terjadi kuarang lebih selama dua bditu, telah mengenalkan mereka dengan kebudayaan dan peradaban islam yang sudah maju terlebih dulu. Kebudayaan dan peradaban yang mereka peroleh dari dunia isla ( timur ) telah mendorong terjadinya Renaisans di barat(Eropa).
Khusus dalam bidang militer, orang – orang kristen Eropa dizaman perang salib periode kedua,terutama dimasa Salahudin Al-Ayyubi, menemukan teknik berperang yang belum pernah mereka jumpai dinegerinya.
                                        
2)      Bidang Pendidikan dan Dakwah
Dalam bidang pendidkan dan dakwah mendapatkan perhaatian yang besar dari para sultan/khalifah Ayyubiyah. Khusus mengenai pendidikan,para sultan Ayyubiyah selalu memberikan anggaran yang sama dengan anggaran bidang militer. Sehingga pendidikan pun mengalamiperkembangan yang baik. Banyak ahli ilmu didatangkn dari luar Ayyubiyah, demikian juga banyak para pencari ilmu yang datang dari luar Ayyubiyah. Usaha – usaha lain yang dilakukan para kholifah Ayyubiyah untuk memajukan pendidikan dan dakwah adalah :
-          Membentuk deprtemen khusus pendidikan dan penerjemahan.
Kholifah Al-Hakim adalah seorang kholifah Dinasti Fatimiyah pernah membentuk lembaga Darul Hikam, dan ketika Dinasti Ayyubiyah berdiri, lembga tersebut diganti dengan lembaga pendidikan dan penerjemahan.
-          Mengubah Al-Azhar.
Kholifah Fatimiyah Mu’iz Lidiniyah (341 H – 365 H) melalui panglima Zauhar As-saqili membangun masjid Al-Azhar. Lalu pada tahun 363H/974M atas usulan Zauhar As-saqili masjid tersebut berkembang menjadi lembaga pendidikan sebagai corong pengajaran paham syi’ah.  Dan pada sultan Salahudin Al-Ayyubi, seiring dengan penyebaran paham sunni yang dianut oleh Dinasti Ayyubiah,visi dan misi Al-Azhar berubah menjadi lembaga pengajaran ilmu – ilmu agama dan ajaran aliran sunni.

3)      Bidang Industri dan Perdagangan                                
Bukti kemajuan bidang industri dan perdagangan Dinasti Ayyubiyah dapat ditemukan dari fakta yang menyebutkan bahwa hikmah yang diperoleh para kaum salib dari bangsa Arab adalah mereka menemukan hal – hal baru dalam bidang industri dan perdagangan.
Dalam bidang perdagangan , Dinasti Ayyubiyah telah menggunakan mata uang (koin) sebagai alat tukar. Sedangkan didunia barat mereka biasa menggunakan sistem barterdalam jual beli. Dari penemuan mereka didunia timur dalam masalah jual beli ,   mereka mengubah sistem barter dengan menggunakan alat tukar (mata uang).

4)      Bidang Pertanian
Dalam bidang pertanian ini telah menggunakan sisten yang cukup maju. Hal ini disebabkan karena Dinasti Ayyubiyah meneruskan Dinasti islam sebelumnya yang memang telah maju dalam bidang pertanian.
                                                                            
B.     Peran A-Azhar Sebagai Pusat Pengenbangan Ilmu Keislaman
Universitas Al-Azhar berada di Kairo, Mesir. Universitas ini memiliki sejarah yang cukup panjang dan berliku, sejak didirikannya sampai masa perkembangan dan kejayaan. Yang dulunya msjid Al-Azhar tidak hanya dijadikn sebagai tempat sholat, tapi juga digunakan tempat pengkajian berbagai macam ilmu. Akan tetapi pada perkembangan selanjutnya, Al-Azhar tidak hanya dipakai sebagai tempat kajian ilmu – ilmu agama tetapi juga ilmu alam dan sosial.
Para penguasa Ayyubiyah memberikan kekuasaan otonom kepada para pemimpin Al-Azhar untuk mengembangkan pendidikan islam dilembaga tersebut. Dengan kekayaan yang melimpah, Universitas Al-Azhar dapat membangun berbagai macam sarana untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan peradaban.
Fokus utama ilmu – ilmu yang dipelajari dan dikembangkan di Universitas Al-Azhar adalah ilmu Al-Qur’an, hadits, fikih, tauhid, sastra arab, ilmu kalam, dan sebagainya. Pada abad ke -19 Al-Azhar mengalami perkembangan yang sangat berarti. Pada saat itu muftinya Muhammad Abduh, seorang tokoh pembaharu dalam pemikiran islam. Muhammad Abduh berusaha mengubah citra Al-Azhar yang terkesan sebagai lembaga tinggi perguruan islam yang tradisional menjadi perguruan tinggi yang modern yang mampu bersaing dengan perguruan tinggi lain didunia.
Pola pendidikan yang dikembangkan di Al-Azhar banyak diikuti dan diadopsi oleh negara – negara islam didunia. Termasuk di Indonesia, seperti ditingkat Madrasah Ibtidaiyah ( MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), dan Universitas Islam Negeri (UIN).

C.    Berakhirnya Dinasti Ayyubiyah
Perang salib yang berkepanjangan antara umat Nasrani-Barat dengan kaum muslimin akhirnya sampai pada titik kejenuhan para tentara kedua belah pihak. Dan tercapailah kesepakatan damai dan genjatan senjata antara keduabelah pihak. Salahudin Al-Ayyubi melihat perdamaian tersebut tidak mengurangi beberapa hal yang telah dicapai. Yang terpenting kaum muslimin telah memenangkan pertempuran di Hittin, Shafuriyah, dan kembali telah menguasai Baitul Maqdis, dimana Salahudin menjadi penguasanya.
Perdamaian terebut terjdi di Ramalah tanggal 2 November 1192 M. Dan disebut pedamaian Ramalah. Yang berisi :
1.      Baitul Maqdis dan Yerussalim tetap berada dibawah kekuasaan kaum muslimin, tetapi umat kristen yang berzirah ketempat itu diperbolehkan dan tidak akan diganggu.
2.      Daerah pesisir Akka’  dan Yafa menjadi daerah pasukan salib dengan nama kerajaan Salib Akka’.
3.      Harta orang – orang kristen yang dirampas semasa perang dikembalikan kepada mereka.
                                                                                          
D.    Ibrah dari Perkembangan Peradaban Islam pada Masa Ayyubiyah
Dinasti Ayyubiyah yang memiliki daerah kekuasaan meliputi Mesir, Yaman, Suriyah, Mosul, Palestina dan sekitarnya. Kekuasaan mereka yang berlangsung kurang lebih 75 tahun kebanyakan dihabiskan untuk membela harga diri dan kehormatan islam. Keberanian, tekat dan kesungguhan mereka dalam membel umat dan agama islam dalam perang salib tidak ada tandingannya sepanjang sejarah.
Ada beberapa ibrah yang dapat diambil dari perjalanan dinasti Ayyubiyah ini,baik dari perang salib atau pada aspek peradaban yang lainnya.
1.      Salahuddin Al-Ayyubi, sultan pertama Ayyubiyah berusaha keras untuk menyatukan wilwyah – wilayah Arab yang terpisah – pisah. Hal ini dimaksudkan untuk membentuk kekuatan islam yang terorganisir dengan baik. Hingga terbentuk persatuan dan kesatuan umat islam yang kokoh. Hal ini memberikan pelajaran bagi kita betapa pentingnya mewujudkan persatuan umat islam, agar umat islam tidak mudah terkalahkan oleh agama – agama lain.
2.      Gerakan perlawanan yang dikobarkan Salahuddin Al-Ayyubi dalam perang salibperiode  dua terhadap tentara – tentara salib, seakan membangun umat islam saat itu yang terlena dengan kekalahan mereka pada perang salib – 1. Umat islam bangkit dengan semangat untuk merebut wilayah - wilayah islam yang direbut tentara salib. Pelajaran yang dapat diambil yaitu bahwa kita harus semangat, bersungguh – sungguh, gigih dan berani dalam suatu usaha.
3.      Al-Azhar yang didirikan pada zaman dinasti Fatimiyah dan dikembangkan di masa Ayyubiyah, merupakan bukti nyata kesungguhan para pendahulu kita dalam memajukan peradaban umat islam melalui jalur ilmu pengetahuan. Maka bagi kita saat ini, dapat menggunakan kesempatan untuk terus membekali diri dengan ilmu pengetahuanyang bermanfaatagar menjadi manusia yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa.           
6.      Teknik Evaluasi
-          Tanya jawab (lisan)
-          Tes tetulis
7.      Alokasi Waktu
-          4 kali pertemuan / 8 jam
8.      Sumber Belajar
-          Buku paket pendidikan agama islam
-          Buku – buku yang relevan dengan materi yang diajarkan
-          LKS
-          LCD
-          Internet dan lain sebagainya
9.      Metode dan Pendekatan
-          Ceramah
-          Tanya jawab
-          Diskusi kelompok
-          inkuiri








B.     Analisa
Hasil telaah

Aspek yang ditelaah
Hasil telaah
Standar kompetensi
Sudah sesuai denga materi yang diajarkan

Kompetensi dasar
Sesuai dengan materi dan memberikan gambaran yang jelas apa yang harus dipelajari dan langkah apa yang ditemph untuk untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Indikator pencapaian
Indikator pencapaian sudah lengkap dan menyeluruh sebagai acuan proses pembelajaran.

Materi
Materi yang disajikan sudah baik, tapi alangkah baik jika materinya ditambahi agar peseerta didik lebih memahami . juga untuk kalimatnya diperbaiki, karena ada beberapa kalimat yang membingungkan.
Teknik evaluasi           
Penilaian yang dilakukan sudah cukup banyak, mulaiaspek pengetahuan, sosial dan keterampilan.
Alokasi waktu
Alokasi waktu telah disesuaiakan dengan tingkat kesulitan atau banyaknya materi / proses pembelajaran.
Sumber belajar
Sumber belajar cukup banyak, tapi masih bisa ditambah dari kitab  kitab sejarah lainnya.
Metode dan pendekatan
Metode dan pendekatan  yang dilakukan sudah sesuai materi yang dipelajari, sehingga anak lebih mudah untuk memahami.











C.    Saran
a.       Untuk pengajar / guru diharuskan dapat berperan aktif dalam mewujudkan pendidkan yang berkualitas. Guru juga harus menguasai bahan ajar yaang akan disampaikan dan dan dapat menggunakan metode yang tepat dalam proses pembelajaran.
b.      Untuk peserta didik diharapkan dapat mengambil ibrah yang ada pada materi yang disampaikan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari – hari.  



























BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kemajuan Dinsti Ayyubiyah dalam bidang politik dan milter adalah dapat menyatukan wilayah – wilayah islam yang terpecah – pecah menjadi satu kesatuan yang dapat mengalahkan tentara salib dari barat. Dalam bidang pendidikan, dinasti Ayyubiyah berhasil mengembangkan Al-Azhar , membentuk  dewan pendidikan dan penerjemahan, serta membangun pusat –pusat ilmu pengetahuan. Dalam bidang ekonomi, dinasti Ayyubiyah telh memilki sarana  yang lebih baik dari apa yang dimiliki didunia barat.
Al-Azhar Kairo, Mesir sampai sekarang memiliki peran yang besar dalam memajukan pendidikan dan dakwah diseluruh negara – negara islam. peranSalahudin Al-Ayyubi sangatlah besar dalam perang melawan tentara salib, juga merupan sosok pejuang muslim yang berhasil membangun kondiisi umat islam agar memiliki kekuatan dalam membela agama islam.

Posted on by Abd.Rozaq.6.PAI.A.7.TelaahPAI.UNISNU.JEPARA | No comments

0 komentar:

Posting Komentar