Nama : Saidatul Akromah
NIM :
131310000921
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tarikh merupakan perkembangan
perjalanan hidup manusia muslim dari masa kemasa. Sedangkan sejarah
kebudayaan islam merupakan suatu alat untuk mempelajari masa – masa dahulu
dalam rangka mengembangkan sistem kehidupan yang dilandasi oleh pendidikan
islam di madrasah. Sejarah kebudayaan islam
di MTs merupakan salah satu pelajaran yang mempelajari tentang asal
usul, perkembangan, peranan kebudayaan / peradaban islam dan para memberikan
motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, dan menghayati sejarah.
Dan untuk mengambil ibrah dari peristiwa -
peristiwa bersejarah (islam), meneladani tokoh – tokoh berprestasi, dan
mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik dan lainnya untuk
mengembagkan kebudayaan dan peradaban islam.
Telaah yang
dilakukan untuk mengetahui adakah kelebihandan kekurangan dari buku sejarah
kebudayaan islam diingkat MTs ini. Penelaahan akan meliputi standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi, teknik evaluasi, sumber belajar, metode dan
pendekatan yang dilakukan, dan analisis tentang hal – hl yng sudah ada dalam
buku tersebut.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
saja standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) materi sejarah
kebudayaan islam ditingkat MTs kelas
VIII ?
2.
Apa
saja bahan materi pada mata pelajaran sejarah kebudayaan islam ditingkat MTs kelas VIII?
3.
Bagaimana
hasil telaah materi sejarah kebudayaan islam ditingkat MTs kelas VIII?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Deskriptif
Normatif
1.
Identitas
Sejarah Kebudayaan Islam kelas VII MTs
2.
Standar
Kompetensi
Memehami perkembangan islam pada masa Dinasti Ayyubiyah
3.
Kompetensi
Dasar
Mendeskripsikan pekembangan kebudayaan islam pada masa Dinasti
Ayyubiyah.
Mengambil ibrah dari perkembangan kebudayaan islam pada masa
Dinasti Ayyubiyah untuk masa kini dan masa yang akan datang.
4.
Indikator
Pencapaian
Mampu menjelaskan kemajuan-kemajuan yang dicapai Daulah Ayyubiyah
Mampu menjelaskan tokoh – tokoh dan usaha – usaha mereka dalam
kemajuan peradaban islm saat itu.
Dapat mengambil pelajarab/ibrah dari perkembangan peradaban
islam masa Ayyubiyah untuk masa kini dan masa yang akan datang.
5.
Materi
Bab V “Perkembangan Kebudyaan Islam pada Masa Dinasti Ayyubiyah”.
A.
Perkembangan
Peradaban/kebudayaan Islam pada Masa Dinasti Ayyubiyah.
1)
Bidang
militer.
Dinasti Ayyubiyah berkuasa kurang lebih 75 tahun antara tahun 570
H/1174 M – 645 H/1249 M. Perjalanan Dinasti Ayyubiyah lebih banyak dihbiskan
untuk membebaskan wilayah – wilayah islam yang telah dicaplok oleh tentara
salib dari barat. Dengan berbagai macam kemenangan yang pernah diraih oleh
dinasti ini dalam menahan gempuran tentara – tentara salib, merupakan bukti
nyata dari kemajuan militer yng pernah mereka raih. Strategi berperang mereka
sangat baik, demikian juga dengan senjata
– senjata yang mereka pergunakan. Disamping itu, mereka memiliki semangat
membara dan rela mati unyuk perjuangan membela agama.
Perang salib telah membawa kerugian besar, baik dipihak kaum
muslimin juga dipihak kaum salib sendiri. Akan tetapi, walaupun kaum salib
akhirnya menelan kekalahan dalam perang tersebut,kerugian yang dialami kaum
muslimin jauh lebih besar. Hal ini disebabkan karena perang salib terjadi diwilayah – wilayah islam. Banyak
isatana, masjid – masjid , kota – kota, sekolah – sekolah dan tempat – tempat
yang memiliki nilai peradaban tinggi menjadi hancur. Sebaliknya, walaupun
tentara salib kalah, sebenarnya mereka mendapat hikmah yang tinggi. Karena
dengan perang yang terjadi kuarang lebih selama dua bditu, telah mengenalkan
mereka dengan kebudayaan dan peradaban islam yang sudah maju terlebih dulu.
Kebudayaan dan peradaban yang mereka peroleh dari dunia isla ( timur ) telah
mendorong terjadinya Renaisans di barat(Eropa).
Khusus dalam bidang militer, orang – orang kristen Eropa dizaman
perang salib periode kedua,terutama dimasa Salahudin Al-Ayyubi, menemukan
teknik berperang yang belum pernah mereka jumpai dinegerinya.
2)
Bidang
Pendidikan dan Dakwah
Dalam bidang pendidkan dan dakwah mendapatkan perhaatian yang besar
dari para sultan/khalifah Ayyubiyah. Khusus mengenai pendidikan,para sultan
Ayyubiyah selalu memberikan anggaran yang sama dengan anggaran bidang militer.
Sehingga pendidikan pun mengalamiperkembangan yang baik. Banyak ahli ilmu
didatangkn dari luar Ayyubiyah, demikian juga banyak para pencari ilmu yang
datang dari luar Ayyubiyah. Usaha – usaha lain yang dilakukan para kholifah
Ayyubiyah untuk memajukan pendidikan dan dakwah adalah :
-
Membentuk
deprtemen khusus pendidikan dan penerjemahan.
Kholifah Al-Hakim adalah seorang kholifah Dinasti Fatimiyah pernah
membentuk lembaga Darul Hikam, dan ketika Dinasti Ayyubiyah berdiri, lembga
tersebut diganti dengan lembaga pendidikan dan penerjemahan.
-
Mengubah
Al-Azhar.
Kholifah Fatimiyah Mu’iz Lidiniyah (341 H – 365 H) melalui panglima
Zauhar As-saqili membangun masjid Al-Azhar. Lalu pada tahun 363H/974M atas
usulan Zauhar As-saqili masjid tersebut berkembang menjadi lembaga pendidikan
sebagai corong pengajaran paham syi’ah. Dan
pada sultan Salahudin Al-Ayyubi, seiring dengan penyebaran paham sunni yang
dianut oleh Dinasti Ayyubiah,visi dan misi Al-Azhar berubah menjadi lembaga
pengajaran ilmu – ilmu agama dan ajaran aliran sunni.
3)
Bidang
Industri dan Perdagangan
Bukti kemajuan
bidang industri dan perdagangan Dinasti Ayyubiyah dapat ditemukan dari fakta
yang menyebutkan bahwa hikmah yang diperoleh para kaum salib dari bangsa Arab
adalah mereka menemukan hal – hal baru dalam bidang industri dan perdagangan.
Dalam bidang perdagangan
, Dinasti Ayyubiyah telah menggunakan mata uang (koin) sebagai alat tukar.
Sedangkan didunia barat mereka biasa menggunakan sistem barterdalam jual beli.
Dari penemuan mereka didunia timur dalam masalah jual beli , mereka
mengubah sistem barter dengan menggunakan alat tukar (mata uang).
4)
Bidang
Pertanian
Dalam bidang pertanian ini telah menggunakan sisten yang cukup
maju. Hal ini disebabkan karena Dinasti Ayyubiyah meneruskan Dinasti islam
sebelumnya yang memang telah maju dalam bidang pertanian.
B.
Peran
A-Azhar Sebagai Pusat Pengenbangan Ilmu Keislaman
Universitas Al-Azhar berada di Kairo, Mesir. Universitas ini
memiliki sejarah yang cukup panjang dan berliku, sejak didirikannya sampai masa
perkembangan dan kejayaan. Yang dulunya msjid Al-Azhar tidak hanya dijadikn
sebagai tempat sholat, tapi juga digunakan tempat pengkajian berbagai macam
ilmu. Akan tetapi pada perkembangan selanjutnya, Al-Azhar tidak hanya dipakai
sebagai tempat kajian ilmu – ilmu agama tetapi juga ilmu alam dan sosial.
Para penguasa Ayyubiyah memberikan kekuasaan otonom kepada para pemimpin
Al-Azhar untuk mengembangkan pendidikan islam dilembaga tersebut. Dengan
kekayaan yang melimpah, Universitas Al-Azhar dapat membangun berbagai macam
sarana untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan peradaban.
Fokus utama ilmu – ilmu yang dipelajari dan dikembangkan di
Universitas Al-Azhar adalah ilmu Al-Qur’an, hadits, fikih, tauhid, sastra arab,
ilmu kalam, dan sebagainya. Pada abad ke -19 Al-Azhar mengalami perkembangan
yang sangat berarti. Pada saat itu muftinya Muhammad Abduh, seorang tokoh
pembaharu dalam pemikiran islam. Muhammad Abduh berusaha mengubah citra
Al-Azhar yang terkesan sebagai lembaga tinggi perguruan islam yang tradisional
menjadi perguruan tinggi yang modern yang mampu bersaing dengan perguruan
tinggi lain didunia.
Pola pendidikan yang dikembangkan di Al-Azhar banyak diikuti dan
diadopsi oleh negara – negara islam didunia. Termasuk di Indonesia, seperti
ditingkat Madrasah Ibtidaiyah ( MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah
(MA), Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), dan Universitas Islam Negeri
(UIN).
C.
Berakhirnya
Dinasti Ayyubiyah
Perang salib yang berkepanjangan antara umat Nasrani-Barat dengan
kaum muslimin akhirnya sampai pada titik kejenuhan para tentara kedua belah
pihak. Dan tercapailah kesepakatan damai dan genjatan senjata antara keduabelah
pihak. Salahudin Al-Ayyubi melihat perdamaian tersebut tidak mengurangi
beberapa hal yang telah dicapai. Yang terpenting kaum muslimin telah
memenangkan pertempuran di Hittin, Shafuriyah, dan kembali telah menguasai
Baitul Maqdis, dimana Salahudin menjadi penguasanya.
Perdamaian terebut terjdi di Ramalah tanggal 2 November 1192 M. Dan
disebut pedamaian Ramalah. Yang berisi :
1.
Baitul
Maqdis dan Yerussalim tetap berada dibawah kekuasaan kaum muslimin, tetapi umat
kristen yang berzirah ketempat itu diperbolehkan dan tidak akan diganggu.
2.
Daerah
pesisir Akka’ dan Yafa menjadi daerah
pasukan salib dengan nama kerajaan Salib Akka’.
3.
Harta
orang – orang kristen yang dirampas semasa perang dikembalikan kepada mereka.
D.
Ibrah
dari Perkembangan Peradaban Islam pada Masa Ayyubiyah
Dinasti Ayyubiyah yang memiliki daerah kekuasaan meliputi Mesir,
Yaman, Suriyah, Mosul, Palestina dan sekitarnya. Kekuasaan mereka yang
berlangsung kurang lebih 75 tahun kebanyakan dihabiskan untuk membela harga diri
dan kehormatan islam. Keberanian, tekat dan kesungguhan mereka dalam membel
umat dan agama islam dalam perang salib tidak ada tandingannya sepanjang
sejarah.
Ada beberapa ibrah yang dapat diambil dari perjalanan
dinasti Ayyubiyah ini,baik dari perang salib atau pada aspek peradaban yang
lainnya.
1.
Salahuddin
Al-Ayyubi, sultan pertama Ayyubiyah berusaha keras untuk menyatukan wilwyah –
wilayah Arab yang terpisah – pisah. Hal ini dimaksudkan untuk membentuk
kekuatan islam yang terorganisir dengan baik. Hingga terbentuk persatuan dan
kesatuan umat islam yang kokoh. Hal ini memberikan pelajaran bagi kita betapa
pentingnya mewujudkan persatuan umat islam, agar umat islam tidak mudah terkalahkan
oleh agama – agama lain.
2.
Gerakan
perlawanan yang dikobarkan Salahuddin Al-Ayyubi dalam perang salibperiode dua terhadap tentara – tentara salib, seakan
membangun umat islam saat itu yang terlena dengan kekalahan mereka pada perang
salib – 1. Umat islam bangkit dengan semangat untuk merebut wilayah - wilayah islam
yang direbut tentara salib. Pelajaran yang dapat diambil yaitu bahwa kita harus
semangat, bersungguh – sungguh, gigih dan berani dalam suatu usaha.
3.
Al-Azhar
yang didirikan pada zaman dinasti Fatimiyah dan dikembangkan di masa Ayyubiyah,
merupakan bukti nyata kesungguhan para pendahulu kita dalam memajukan peradaban
umat islam melalui jalur ilmu pengetahuan. Maka bagi kita saat ini, dapat
menggunakan kesempatan untuk terus membekali diri dengan ilmu pengetahuanyang
bermanfaatagar menjadi manusia yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa.
6.
Teknik
Evaluasi
-
Tanya
jawab (lisan)
-
Tes
tetulis
7.
Alokasi
Waktu
-
4
kali pertemuan / 8 jam
8.
Sumber
Belajar
-
Buku
paket pendidikan agama islam
-
Buku
– buku yang relevan dengan materi yang diajarkan
-
LKS
-
LCD
-
Internet
dan lain sebagainya
9.
Metode
dan Pendekatan
-
Ceramah
-
Tanya
jawab
-
Diskusi
kelompok
-
inkuiri
B.
Analisa
Hasil telaah
Aspek yang ditelaah
|
Hasil telaah
|
Standar kompetensi
|
Sudah sesuai denga materi yang diajarkan
|
Kompetensi dasar
|
Sesuai dengan materi dan memberikan gambaran yang jelas apa yang
harus dipelajari dan langkah apa yang ditemph untuk untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
|
Indikator pencapaian
|
Indikator pencapaian sudah lengkap dan menyeluruh sebagai acuan
proses pembelajaran.
|
Materi
|
Materi yang disajikan sudah baik, tapi alangkah baik jika
materinya ditambahi agar peseerta didik lebih memahami . juga untuk
kalimatnya diperbaiki, karena ada beberapa kalimat yang membingungkan.
|
Teknik
evaluasi
|
Penilaian yang dilakukan sudah cukup banyak, mulaiaspek
pengetahuan, sosial dan keterampilan.
|
Alokasi waktu
|
Alokasi waktu telah disesuaiakan dengan tingkat kesulitan atau
banyaknya materi / proses pembelajaran.
|
Sumber belajar
|
Sumber belajar cukup banyak, tapi masih bisa ditambah dari
kitab kitab sejarah lainnya.
|
Metode dan pendekatan
|
Metode dan pendekatan yang
dilakukan sudah sesuai materi yang dipelajari, sehingga anak lebih mudah
untuk memahami.
|
C.
Saran
a.
Untuk
pengajar / guru diharuskan dapat berperan aktif dalam mewujudkan pendidkan yang
berkualitas. Guru juga harus menguasai bahan ajar yaang akan disampaikan dan
dan dapat menggunakan metode yang tepat dalam proses pembelajaran.
b.
Untuk
peserta didik diharapkan dapat mengambil ibrah yang ada pada materi yang
disampaikan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari – hari.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kemajuan Dinsti Ayyubiyah dalam bidang politik dan milter adalah
dapat menyatukan wilayah – wilayah islam yang terpecah – pecah menjadi satu
kesatuan yang dapat mengalahkan tentara salib dari barat. Dalam bidang
pendidikan, dinasti Ayyubiyah berhasil mengembangkan Al-Azhar , membentuk dewan pendidikan dan penerjemahan, serta
membangun pusat –pusat ilmu pengetahuan. Dalam bidang ekonomi, dinasti
Ayyubiyah telh memilki sarana yang lebih
baik dari apa yang dimiliki didunia barat.
Al-Azhar Kairo, Mesir sampai sekarang memiliki peran yang besar
dalam memajukan pendidikan dan dakwah diseluruh negara – negara islam.
peranSalahudin Al-Ayyubi sangatlah besar dalam perang melawan tentara salib,
juga merupan sosok pejuang muslim yang berhasil membangun kondiisi umat islam
agar memiliki kekuatan dalam membela agama islam.
0 komentar:
Posting Komentar