Nama : Navis Nur
Amaliah
Nim : 131310000817
Kelompok : VI
Nim : 131310000817
Kelompok : VI
BAB
I
TELAAH
MATERI KELAS X SEMESTER I
SEJARAH
KEBUDAYAAN ISLAM
A.
Pendahuluan
Islam merupakan
sebuah agama yang sangat besar, di indonesia islam adalah sebuah agama
mayoritas. Dari sini lah timbul pembahasan-pembahasan tentang islam yang lebih
di kenal dengan bidang studi “sejarah kebudayaan islam” ( SKI ). Bidang studi
ini mempunyai pokok-pokok bahasan yaitu mempelajari tiap-tiap sejarah dalam
agama islam, dari mulai awal mula islam,lalu masa-masa para sahabat, dan
khulafa’ul rasyidin sampai saat ini. Islam mempunyai sejarah yang sangat
panjang dan menarik untuk di pelajari, dari sini kita bisa mngetahui apa-apa
saja yang terjadi dari awal mula kebangkitan islam sampai saat ini.
Pembahasan tentang sejarah peradaban sejarah
dan kebudayaan islam oleh ahli-ahli sejarah barat maupun timur diawali dengan
uraian tentang sejarah bangsa arab sebelum Islam. Hal ini memang tersas
relevan, mengingat negri dan bangsa arab adalah yang pertama kali mengenal dan
menerima islam. Adalah suatu fakta bahwa agama islam diturunkan di jazirah
arab; karena itu sudah barang tentu bangsa arablah yang pertama kali mendengar
dan menghayati dan mengenal islam.
Seajarah perkembangan masyarakat arab dalam
kenyataan tidak dapat dilepaskan dari sejarah perkembangan islam. Bangsa arab
adalah suatu bangsa yang diasuh dan dibesarkan Islam; dan juga Islam didukung
dan berkembang luaskan oleh bangsa arab. Dengan jelas sejarah menunjukan bahwa
kemajuan bangsa arab sampau menjadi bangsa besar, kuat dan bersatu adalah
berkat kesetiaan dan keikhlasannya terhadap islam. Demikian pula, islam cepat
tersiar dan tersear luas ke penjuru dunia, berkat peranan islam.
Sejarah
Kebudayaan Islam di Madrasah MA merupakan salah satu mata pelajaran yang
menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan/ peradaban Islam
dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam di masa lampau, Secara
substansial, mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam memiliki kontribusi dalam
memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati
sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat
digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian
peserta didik.
Pada
pembelajaran Telaah Kurikulum Pendidikan Agama Islam merupakan suatu program
pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan
pendidikan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Kurikulum sebagai
program pendidikan ini berfungsi sebagai pedoman dan alat dalam
menyelenggarakan kependidikan dan kegiatan pembelajaran dalam rangka pencapaian
tujuan.
B.
TUJUAN
Mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam di MA bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
1.
Memberikan
pengetahuan tentang sejarah islam dan kebudayaan islam kepada para peserta
didik, agar ia dapat memberikan konsep yang obyektif dan sistematis dalam
perspektif sejarah.
2.
Mengambil
I’tibar, nilai dan makna yang terdapat dalam sejarah.
3.
Menanamkan
penghayatan dan kemauan yang kuat untuk mengamalkan ajaran islam berdasarkan
cermatan atas fakta sejarah yang ada.
4.
Membekali
peserta didik untuk membentuk kepribadiannya berdasarkan tokoh-tokoh teladan
sehingga terbentuk kepribadian yang luhur.
C.
Kompetensi Inti
(KI) dan Kompetensi Dasar (KD) SKI di MA
Selain KI-KD, di sini penulis juga
akan memaparkan cakupan materi dan alokasi waktu mata pelajaran SKI di Madrasah
MA sebagai berikut:
Nama sekolah : MA.
Mata Pelajaran : SKI
Kelas / Semester : X/ I
1.
KOMPETENSI INTI
·
Menerima
dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
·
Menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
·
Memahami,
menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
·
Mengolah,
menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
2.
KOMPETENSI
DASAR
·
Meyakini
bahwa berdakwah adalah kewajiban setiap muslim
·
Meneladani
perilaku sabar Rasulullah Saw. pada saat menghadapi berbagai intimidasi
masyarakat Quraisy di Mekkah.
·
Meneladani
sikap istiqamah Rasulllah saw. dalam melaksanakan beribadah
·
Memahami
sistem peribadatan bangsa Quraisy sebelum Islam.
BAB II
ANALISIS
PEMBAHASAN
A.
IDENTITAS
Dalam buku
tersebut sudah memunculkan pengertian, tujuan dan manfaat, sejarah peradaban
bangsa Arab sebelum islam, serta hal-hal lain yangdapat memberi gambaran kepada
siswa tentang pentingnya mempelajari sejarah kebudayaan islam.
B.
KI, KD Dan
Materi Serta Alokasi Waktu
Kurikulum
Nasional menetapkan beberapa standar yang harus dipenuhi oleh semua satuan
pendidikan. Standar-standar itu tidak hanya menyangkut Standar Isi yang
meliputi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar maupun Kompetensi Inti. Lulusan
melainkan juga Standar Proses (RPP). Agar peserta didik dapat mencapai KI, KD,
maupun SKL mata pelajaran SKI di MA secara optimal, juga perlu didukung
oleh berbagai standar, salah satunya adalah standar proses.
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah progam perencanaan yang disusun sebagai
pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kegiatan proses pembelajaran. RPP
dikembangkan berdasarkan silabus. Dengan kata lain, RPP adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi
dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan telah dijabarkan dalam silabus.
Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang
terdiri atas satu atau beberapa indikator untuk satu kali pertemuan atau lebih.
Kompetensi lulusan
untuk mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam menekankan pada kemampuan
mengambil ibrah terhadap peristiwa penting sejarah kebudayaan Islam mulai
perkembangan masyarakat Islam pada masa Nabi Muhammad SAW. Setelah pemakalah
melihat dari KI dan KD kemudian diturunkan kepada Silabus, antara KI dan KD
serta materi pembelajaran yang disertai dengan ruang lingkup dan tujuan dari
Sejarah Kebudayaan Islam tersebut telah sesuai, begitu juga dengan tujuan
pembelajaran pendidikan agama islam pada Sejarah Kebudayaan Islam di MA
dengan melihat dari taraf kemampuan siswanya, kedalaman dan keluasan
materi serta jenjang pembelajarannya sudah sesuai, serta tidak adanya
kecacatan antara program kurikulum. Dan dilihat dari landasannya juga telah
sesuai yang mencakup 3 landasan yaitu:
ü Filosofis
Kurikulum pada
hakikatnya adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Karena tujuan
pendidikan sangat dipengaruhi oleh filsafat atau pandangan hidup suatu bangsa,
maka kurikulum yang dikembangkan juga harus mencerminkan falsafah atau
pandangan hidup yang dianut oleh bangsa tersebut.
ü Sosiologis
Landasan
sosiologis kurikulum adalah asumsi-asumsi yang berasal dari sosiologi yang
dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum. Mengapa kurikulum harus
berlandaskan kepada landasan sosiologis? Anak-anak berasal dari masyarakat,
mendapat pendidikan baik informal, formal, maupun nonformal dalam lingkungan
masyarakat, dan diarahkan agar mampu terjun dalam kehidupan bermasyarakat.
Karena itu kehidupan masyarakat dan budaya dengan segala karakteristiknya harus
menjadi landasan dan titik tolak dalam melaksanakan pendidikan. Oleh karena itu
tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi,
karakteristik kekayaan, dan perkembangan masyarakat tersebut.
ü Psikologis
Kondisi
psikologis merupakan “karakteristik psiko-fisik seseorang sebagai individu,
yang dinyatakan dalam berbagai bentuk prilaku dalam interaksi dengan
lingkungan”. Perilaku-perilakunya merupakan manifestasi dari ciri-ciri
kehidupannya, baik yang tampak maupun yang tidak tampak, yang menyangkut
prilaku kognitif, afektif, dan psikomotoriknya.
Dan, pada
pelaksanaannya di lapangan jika dianalisis lebih lanjut, Mengenai alokasi waktu
pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang cakupan pembelajaran SKI di MA
tersebut cukup luas, dengan waktu 2 X 45 menit sudah memadai atau
cukup dengan melihat alokasi waktunya yang sudah disediakan.
Menurut
pemakalah yang menjadi kendala adalah metodenya, kerena metode adalah hal
yang menunjang bagi keberhasilan suatu pembelajaran, maka tugas gurulah yang
harus bisa memilih dan memilah strategi apa yang cocok untuk digunakan dan pada
pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam tersebut, kerena pembelajaran
SKI merupakan mata pelajaran yang sering dianggap membosankan bagi sebagian
besar siswa, maka perlu diadakan inovasi dan variasi dalam proses
penyampaian pembelajaran, misalnya dengan beralih ke metode pembelajaran yang
lain, selain metode ceramah yang dianggap monoton, meski terkadang metode
ceramah bisa menjadi senjata yang ampuh dalam menyampaikan materi kepada siswa.
C.
KEGIATAN
BELAJAR MENGAJAR
Proses yang
ditunjukkan dalam silabus sudah baik yaitu menjadikan peserta didik aktif dalam
KBM, tergantung bagaimana seorang guru mengolah dan menjadikan siswa tertarik
dalam setiap kegiatan belajar mengajar.
D.
INDIKATOR
Indikator
pencapaian yang ingin dicapai sudah legkap dan menyeluruh sebagai acuan setelah
proses pembelajaran, yaitu sudah meliputi :
·
Menjelaskan keadaan bangsa Arab
sebelum kerasulan Muhammad
·
Menyebutkan sesembahan Bangsa Arab
sebelum Islam
·
Menjelaskan kelahiran Nabi
Muhammad saw.
·
Menguraikan perjalanan hidup
Muhammad saw.
·
Menceritakan kondisi Bangsa Arab
sebelum Islam
E.
SUMBER BELAJAR
Selain dari
buku siswa yang ada, peserta didik juga harus mencari sumber belajar yang lain
yang relevan dengan materi yang dipelajari. Misalnya dari berbagai media.
F.
METODE
Dilihat lebih
lanjut menurut analisis simpulan pemakalah pada materi pembelajaran SKI
ini masih ada kekurangannya diantaranya yaitu:
a.
Metode Sejarah
Kebudayaan Islam masih menggunakan metode lama seperti ceramah meskipun kadang
metode ceramah bisa menjadi senjata ampuh dalam penyampaian materi.
b.
Kerena materi
pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ini cakupannya cukup luas apalagi pembelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam ini menuntut siswa untuk mengingat tokoh dan tahun di
mata pelajaran sejarah kebudayaan islam maka seorang guru harus bisa memilih
model metode apa yang cocok digunakan untuk setiap pembelajaran.
c.
Materi Sejarah
Kebudayaan Islam yang diberikan ini masih belum memperhatikan minat dan
kebutuhan individu dan sosial.
Mengenai metode
dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam,Karakteristik setiap mata pelajaran
berbeda-beda, khususnya materi SKI yang berisikan informasi berupa data-data
dan fakta sejarah, maka pemilihan metode yang tepat akan memudahkan guru untuk
mencapai tujuan pembelajaran dan pemilihan metode yang salah akan menghambat
pencapaian tujuan pembelajaran.
Banyak metode
pembelajaran yang biasa digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran khususnya untuk pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ini,
diantaranya: ceramah, diskusi, pengalaman lapangan, debat, demonstrasi, dan
sebagainya. Dari sekian banyak metode yang biasa dilakukan di ruang belajar
adalah metode ceramah (lecturing). Metode ini sangat dominan dalam paradigma
belajar Teacher-centered, (pembelajaran berpusat pada guru). Dan pada
pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ini bisa menggunakan Alat Bantu dengar
( Audio-Visual) serta gambar gambar tentang sejarah kebudayaan islam.
Selain itu, bisa ditambah dengan beralih ke metode pembelajaran yang lain,
selain metode ceramah, bisa juga menggunakan metode:
a.
Metode
pemberian tugas dan resitasi
b.
Metode diskusi
c.
Metode tanya
jawab
d.
Metode
karyawisata
G.
EVALUASI
Evaluasi
merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan kriteria
dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Dari evaluasi
kemudian akan tersedia informasi mengenai sejauh mana suatu kegiatan tertentu
telah dicapai sehingga bisa diketahui bila terdapat selisih antara standar yang
telah ditetapkan dengan hasil yang bisa dicapai.
Ada
beberapa teknik evaluasi yang dapat dilakukan secara komplementer sesuai dengan
kompetensi yang dinilai dalam mata pelajaran SKI. Teknik penilaian yang di
maksud antara lain :
a. Tes (ujian)
Alat
ini dipakai untuk mengukur kompetensi siswa yang berhubungan dengan pengetahuan
data sejarah. Pengetahuan itu bisa berupa informasi mengenai apa, siapa, kapan,
dimana dan bagaimana peristiwa bersejarah terjadi. Secara teknis pelaksanaan
tes ini bisa berupa tes lisan dan tulisan, sedangkan untuk jenisnya bisa berupa
objektif atau subjektif.
b. Tes Praktik (kinerja)
Ini
adalah tes yang meminta peserta didik melakukan perbuatan / mendemonstrasikan/
menampilkan keterampilan. Dalam rancangan penilaian, tes dilakukan secara
berkesinambungan melalui berbagai macam ulangan dan ujian.
c. Observasi
Ini
adalah penilaian yang dilakukan melalui pengamatan terhadap peserta didik
selama pembelajaran berlangsung, dan/ atau diluar kegiatan pembelajaran.
d. Penugasan
Ini
adalah penilaian dengan cara pemberian tugas kepada peserta didik selama
pembelajaran baik secara perorangan maupun perkelompok.
e. Portofolio
Ini
kumpulan dokumen dan karya –karya peserta dalam bidang tertentu yang
diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan prestasi, dan kreatifitas
peserta didik (Popham, 1999).
f. Proyek
Proyek
adalah tugas yang diberikan kepada peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
g. Produk (hasil karya)
Ini
adalah penialaian yang meminta peserta didik menghasilkan suatu hasil karya,
penilaian produk ini dilakukan terhadap persiapan, pelaksanaan/ proses
pembuatan dan hasil.
h. Jurnal
Jurnal
merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang berisi informasi
hasil pengamatan terhadap kekuatan dan kelemahan peserta didik yang dipaparkan
secara deskriftif.
i.
Evaluasi
diri
Ini
merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk menilai
dirinya sendiri mengenai berbagai hal
Selain itu, ada beberapa penilaian
dari berbagai aspek, yaitu meliputi :
1.
Aspek Kognitif
Yaitu ranah yang mencakup kegiatan
mental (otak). Jadi kemampuan siswa yang berkaitan dengan kemampuan berpikir
yang mencakup kemampuan intelektual mulai dari kemampuan mengingat sampai
dengan kemampuan memecahkkan suatu masalah. Pada tiap-tiap tingkatan aspek
kognitif ini pennilaian dapat dilakukan dengan jenis penilaian yang berbentuk
tes diantaranya:
a.
Ulangan harian;
dapat dilakukan secara periodic, misalnya setiap satu atau dua materi pokok
yang selesai diajarkan, guru dapat membuat soal dalam bentuk obyektif dan non
obyektif, tingkat berpikir yang terlibat mencakup pemahaman, aplikasi, dan
analisis.
b.
Tugas kelompok,
bentuk soal yang digunakan adalah uraian dengan tingkat berpikir yang tinggi
yaitu aplikasi sampai evaluasi. Para siswa dianjurkan mencari data lapangan
atau pengamatan terhadap suatu fenomena, atau membuat suatu kegiatan yang
terencana dan dilakukan berkelompok.
c.
Tugas individu;
dapat diberikan tiap minggu dengan bentuk tugas/ uraian obyektif atau non
obyektif. Tingkat berpikir yang terlibat mulai dari aplikasi, analisis, sampai
sintesis dan evaluasi.
d.
Ulangan
semester; ujian dilakukan pada akhir semester dengan bentuk soal ujian pilihan
ganda atau uraian, campuran pilihan ganda dan uraian, tingkat berpikir mulai
dari pemahaman dan evaluasi.
2.
Aspek afektif
Kemampuan
afektif berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai dan sikap hati yang menunjukkkan
penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Jadi sikap atau tingkah laku yang
dilakukan oleh siswa selama berlangsungnya proses belajar- mengajar, baik sikap
terhadapp mata pelajaran, maupun sikap yang berhubungan dengan nilai nilai yang
tertanam dalam materi, untuk mengukur hasil belajar yang berupa sikap paling
tepat dipakai pada skala sikap. Skala sikap yaitu sejenis angket tertutup
dimana pertanyaan/ pernyataan mengandung sifat sifat dari nilai nilai
yang menjadi tujuan pengajaran.
3.
Aspek psikomotor
Ranah psikomor
berhubungan erat dengan kerja otot sehingga menyebabkan geraknya tubuh atau
bagian- bagiannya. Ranah ini berkaitan dengan kemampuan bertindak setelah
menerima pengalaman belajar tertentu. Menurut Ryan (1980) sebagaimana yang
dikutip oleh Mimin Haryati (2006), dikatakan bahwa penilaian hasil belajar
psikomotorik dapat dilakukan tiga cara yaitu:
a.
Melalui
pengamatan langsung serta penilaian siswa selama proses belajar mengajar
(praktek langsung)
b.
Setelah proses
belajar mengajar yaitu dengan cara memberikan tes kepada siswa untuk mengukur
pengetahuan, keteramppilan dan sikap.
b.
Beberapa waktu
setelah proses belajar selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.
BAB
III
PENUTUP
A.
SOLUSI DAN
SARAN
1.
Guru harus
berperan aktif dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu,
guru harus menguasai bahan ajar yang akan disampaikan dan penggunaan metode
yang tepat dalam proses pembelajaran.
2.
Evaluasi Hasil
Penilaian Pembelajaran SKI seorang guru SKI harus bisa melakukan evaluasi
terhadap tes dan menetapkan standar keberhasilan.
3.
Jika semua
siswa telah menguasai suatu kompetensi dasar maka pelajaran dapat dilanjutkan
dengan materi berikutnya, dengan catatan guru memberikan perbaikan (Remedial)
kepada peserta didik yang belum mencapai ketuntasan dalam menguasai kompetensi
dasar.
4.
Diharapkan bagi
peserta didik dapat mengambil ‘ibrah (pelajaran) dari kegiatan tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar